Tetap Semangat dan Kompak, Warga Binaan Lapas Purwokerto Antusias Ikuti Lomba Yel-Yel dan Penerimaan Materi Pembinaan

NUSAKAMBANGAN – Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Jawa Tengh, Warga Binaan Lapas Purwokerto semangat dalam menampilkan perlombaan Yel-yel dan penerimaan materi kepramukaan dalam lanjutan kegiatan Perkemahan Satya Dharma Bhakti Pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Pasir Putih, Nusakambangan, Selasa (15/7).

Mereka menampilkan kekompakan dan semangat yang telah mereka latih secara baik sebelum keberangkatan. Yel-yel dipertandingkan secara bergantiand dan terdiri atas dua instruktur juri dari Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Cilacap dan dua dari panitia Kantor Wilayah.

Tidak hanya itu, para peserta perkemahan juga mendapatkan beragam materi pembinaan. Materi pertama berisi Pengetahuan Umum Kepramukaan, disampaikan oleh instruktur panitia perkemahan. Selanjutnya sesi wawasan kebangsaan, yang dibawakan oleh anggota Kopasus antara lain deskripsi wawasan kebangsaan, pentingnya wawasan kebangsaan, nilai2 wawasan kebangsaan, tantangan wawasan kebangsaan- radikal, teroris dan lainnya.

Tujuan dari wawasan kebangsaan yaitu untuk memberikan pemahaman individu atau kelompok mengenai bangsanya dan mengaplikasikan nilai-nilai di dalamnya.

Selanjutnya pemateri memberikan pengetahuan tentang makanan bergizi seimbang, asupan sehari hari yang mengandung gizi untuk pemenuhan kebutuhan tubuh, pentingnya makanan bergizi seimbang, kondisi tubuh yang baik, mencegah penyakit, meningkatkan energi, mendukung tumbuh kembang tubuh, cara mencapai gizi seimbang, ragam makanan, porsi cukup, hidup sehat, kegiatan fisik.

Kepala Lapas Purwokerto, Aliandra Harahap, menyampaikan apresiasinya kepada warga binaan yang sudah semangat mengikuti kegiatan ini,
“Kami sangat senang dan bangga melihat WBP tampil kompak dan disiplin, baik dalam lomba yel-yel ataupun saat menerima materi pembinaan. Ini membuktikan bahwa pembinaan melalui Pramuka merupakan proses mengembangkan potensi diri mereka, baik secara mental, moral, spiritual, fisik, intelektual, emosional, maupun sosial,” ucap Aliandra Harahap.

Ia juga menambahkan bahwa pembekalan seperti wawasan kebangsaan dan ketahanan pangan yang bernilai gizi baik sangat relevan untuk bekal reintegrasi sosial para WBP saat kembali ke masyarakat.

“Dengan pemahaman wawasan kebangsaan dan makanan gizi seimbang, WBP diharapkan dapat menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, memiliki kesadaran sosial, spiritual baik jasmani atau pun rohani sehingga mampu berkontribusi positif bagi masyarakat setelah bebas nanti,” pungkasnya.

Dengan demikian, pembinaan melalui Yel-yel kepramukaan, wawasan kebangsaan dan ketahanan pangan bagi WBP bukan hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi merupakan upaya penting dalam membentuk individu yang lebih baik dan siap berkontribusi positif bagi bangsa dan negara.

(Humas Lapas Purwokerto)