Tak Disangka, Mantan Napi Ini Bongkar Kelakuan Petugas Lapas, Beberkan Aktivitas Sehari-hari

Tak Disangka, Mantan Napi Ini Bongkar Kelakuan Petugas Lapas, Beberkan Aktivitas Sehari-hari
Tak Disangka, Mantan Napi Ini Bongkar Kelakuan Petugas Lapas, Beberkan Aktivitas Sehari-hari

INDOSATUNEWS.COM – Rafli, (21) Pria asal Lampung Selatan ini pernah merasakan lika liku hidup di dalam penjara, ia terjerat kasus Narkoba, hal tersebut yang membuatnya bisa menjalani keseharian didalam Penjara.

Rafli pernah menjadi salah satu penghuni Lapas di Lampung, selama 10 bulan ia menjalani aktivitas di balik jeruji besi.

Pada tahun 2021, Rafli menghirup udara segar, ia kembali ke lingkungan masyarakat, kembali berkumpul bersama keluarga dan sahabatnya.

Dibalik kisahnya selama di dalam jeruji besi, Rafli, sapaan akrabnya mengatakan bahwa ada kehidupan di dalam penjara.

“Awalnya saya kaget, ya nama nya masuk penjara, pasti seram, pasti mengertikan, ada kekerasan, tetapi ternyata saya salah, setelah saya menginjakkan kaki pertama kali di Lapas, saya melihat suasana sekitar, itu sangat bersih, rapih, tertata, ada taman, seakan akan seperti pesantren yang dihuni banyak santri,” ungkapnya.

Rafli menjelaskan, saat itu dirinya masuk ke dalam penjara tanpa membawa apapun, hanya pakaian, tak ada barang elektronik atau barang pribadi lainnya.

“Cuma Bawa Baju aja buat sehari hari,” tambahnya.

Hari demi hari rafli menjalani kesehariannya dibalik jeruji besi, ia bercerita bahwa selama menjalani masa pidana, dirinya mengikuti beragam pembinaan, baik kepribadian maupun keterampilan.

“Didalam itu sudah kaya Balai Latihan Kerja dan pesantren, para napi diasah skill nya, diasah kemampuannya, berikan fasilitas untuk melatih keterampilannya. Jadi peran petugas itu benar-benar ingin merubah kepribadian kita menjadi lebih baik, waktunya ibadah ya ibadah, waktunya belajar ya belajar, pokoknya setiap harinya itu ada aktivitas yang positif, kita juga rajin olahraga,” kata Rafli.

“Jadi aktivitas saya itu disana, pagi saya bangun, solat subuh, kemudian olahraga, dan diberikan makan pagi, menurut saya makan disana itu termasuk layak, waktunya sama daging ya makan daging, ada waktunya sama sayur, ada buahnya, dan siang kita ibadah, terus selanjutnya ada yang ikut pembinaan, kalo pembinaan keterampilan itu ada tempatnya tersendiri, khusus gtu lah,” ujarnya.

Rafli mengaku bahwa untuk pejabatnya sendiri mempunyai kepribadian yang baik, sering ngajak kumpul untuk memberi masukan dan saran, khususnya menerima berbagai keluhan kita untuk kemudian ditindak lanjuti, kadang pejabat juga keliling blok, keliling kamar untuk memastikan keadaan kami.

“Bukan Cuma keliling sih, tapi sering menyapa kami, kaya nanya bagaimana kabarnya gitu,” sambungnya.

Menurut Rafli, saat ia sudah mendekati waktu untuk bebas, petugas itu membantu kita untuk mengurus berkas-berkas kita.

“Gak ada yang nama nya petugas minta duit, malah kadang nih, petugas yang ngasih kita duit, hal kecil misalnya kadang saya dikasih roko gitu, mungkin kasian yang lain ngeroko, saya gak ngeroko,” kata Rafli.

Ia juga menambahkan bahwa apabila ia sakit, petugas medis langsung gerak cepat memberikan obat, kalo obat gak mempan, langsung dibawa ke Rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

“Saya juga diberikan motivasi, baik oleh petugas maupun sesama napi, disana itu sudah seperti keluarga, saling membeirkan support saling peduli, saling perhatian, petugas juga ternyata baik-baik,” imbuhnya.

Rafli menegaskan bahwa di dalam itu tidak ada yang nama nya kekerasan, pemerasan, ataupun hal negative lainnya.

“Justru, misalnya dikamar saya ada yang dibawakan makanan oleh keluarganya, itu makanan dibagi-bagi, dimakan bersama-sama, begitupun saya, kalo keluarga saya bawa makanan itu kita makan sama-sama didalam kamar, ada bentuk kekeluargaan meskipun bukan sedarah,” pungkasnya.

Rafli, kini sudah kembali ke lingkungan masyarakat, 10 bulan menjadi momen yang sangat berharga di dalam hidupnya, ia mengatakan banyak pelajaran dan hikmah yang bisa dia ambil selama ia menjalani masa pidana dibalik jeruji besi.

“Itu kenangan dan nilai kehidupan yang tidak akan mungkin saya lupakan, disana saya banyak belajar bagaimana agar hidup kita menjadi lebih baik, syukur alhamdulilah saya sekarang bisa kumpul bersama keluarga,” tuturnya.