Mengenal Lebih Dekat, Sejarah Berdirinya Masjid Baitussalam Lapas Kelas I Tangerang

INDOSATUNEWS.COM – Masjid Baitussalam, Itulah sebutan untuk Masjid yang terlihat Gagah dan Kokoh, berdiri tegak atas Lahan yang dikelilingi tembok tinggi Lapas Kelas I Tangerang yang berlokasi di Jalan Veteran No.2, RT.03 / RW.11, Babakan, Tangerang, RT.005/RW.004, Babakan, Kec. Tangerang, Kota Tangerang, Banten 15118

Seperti ada ungkapan, nama adalah doa. Filosofi ini yang coba diterapkan oleh Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Tangerang ketika memberikan nama kepada Masjid Baitussalam. Memiliki arti “Rumah Kedamaian”, diharapkan masjid yang terletak di area belakang lapas ini akan membawa kedamaian bagi seluruh jajaran di lingkungan Lapas Kelas I Tangerang, tak terkecuali para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang ada di sini.

“Ini menjadi doa kita bersama, keberadaaan masjid ini akan membawa kita merasakan kedamaian. Bagi warga binaan, masjid ini dapat menjadi jembatan bagi perubahan diri ke arah yang lebih baik,” kata Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly, saat meresmikan renovasi pembangunan Masjid Baitussalam di Lapas Kelas I Tangerang. “Perubahan ini, harus dimulai dengan cara berdamai dengan diri sendiri,” tambahnya.

Hadir pula dalam acara tersebut Syech Ali Jaber, Perwakilan Pemerintah daerah Tangerang Asisten  Daerah I, Staf Ahli bidang ekonomi Pemerintah Kota Tangerang, Kepala BNNK Tangerang, Sesepuh Pemasyarakatan, serta Para Kepala Unit Pelaksana Teknis Se wilayah Banten.

Perlu diketahui bahwa Lapas Kelas I Tangerang di bangun tahun 1980, saat itu masjid yang berdiri diatas lahan seluas 166 m2 dengan daya tampung 200 orang jama’ah, masjid yang dimanfaatkan sebagai sarana ibadah dan pembelajaran ilmu agama Islam bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan Pegawai Lapas Kelas I Tangerang ini pernah mengalami peningkatan kapasitas daya tampung jama’ah secara swadaya pada tahun 2012 sehingga kapasitas meningkat menjadi kurang lebih 300 orang jama’ah.

Karena daya tampung Masjid hanya 300 orang jamaah sehingga setiap pelaksanaan sholat jumat banyak jamaah yg sholat di luar Masjid. Jamah terpaksa harus menyiapkan alas sholat sendiri, baik berupa karpet, kardus bahkan koran bekas. Karena saat itu jumlah WBP Muslim mencapai lebih dari 2000 orang.

Pembangunan kembali Masjid Baitussalam Lapas Kelas I Tangerang yang diresmikan pada hari Selasa 02 April 2019 oleh Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna H Laoly tersebut dilakukan secara swadaya sehingga anggaran yang ditimbulkan di galang dengan cara menyebarkan proposal sumbangan kepada calon donatur dan dermawan eksternal, mengedarkan list sumbangan sukarela bagi kalangan pegawai dilingkungan Kanwil Kemenkumham Banten dan juga Kanwil se-Indonesia, membuat kotak dana pembangunan masjid, menjual souvenir hasil karya WBP yang dijual kepada pembesuk atau pengunjung di Lapas Kelas I Tangerang, serta secara rutin setiap hari Minggu menyelenggarakan pagelaran seni budaya Islami WBP baik di area halaman lapas maupun area car free day kota Tangerang.

Ini merupakan inisiatif dari Kepala Lapas Kelas I Tangerang yang saat itu dijabat oleh R. Andika Dwi Prasetya beserta jajaran Lapas Kelas I Tangerang dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam pembangunan Masjid Baitussalam.

Pada saat itu, Dihadapan para WBP, Yasonna mengajak mereka untuk menatap masa depan yang baru dengan membangun hubungan yang intim dengan Sang Pencipta, atau disebut dengan Hablumminallah. “Past is a past, masa lalu adalah masa lalu. Sehingga setelah selesai menjalankan pembinaan di lapas ini, anda semua menjadi manusia-manusia baru yang dapat membanggakan keluarga,” kata Yasonna, Selasa (2/4/2019) pagi.

Masjid yang dibalut warna Hijau dan Putih, serta memiliki Kubah berwarna merah dengan list putih dapat terlihat dengan jelas dari jauh hingga Flyover Cikokol Kota Tangerang.

Masjid tersebut menjadi saksi bisu bagaimana perubahan warga binaan secara pribadi menjadi lebih baik, masjid itu juga menjadi sarana untuk warga binaan mendalami ilmu agama islam. Banyak sekali kegiatan positif, khususnya keagamaan yang berjalan baik di Masjid Baitussalam Lapas Kelas I Tangerang.

Yasonna berharap semoga dengan adanya masjid ini mampu membawa kearah kebaikan yang hakiki, dan mempererat hubungan kita dengan Sang Pencipta. “Serta juga mempererat tali persaudaraan antar umat beragama, sehingga mampu membawa Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) selalu menjadi yang terbaik,” tutupnya.

Bertahun-tahun masjid tersebut terus membentuk karakter manusia untuk menjadi lebih baik. Disisi lain, yang membanggakan sekaligus mengharukan bahwa yang membuat desain gambar dan yang mengerjakan pembangunan Masjid yang megah ini adalah WBP (Warga Binaan) yaitu para Narapidana.

Sebelumnya, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Banten, Imam Suyudi, dalam laporannya mengatakan keberadaan masjid ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana aktifitas ibadah dan pembelajaran ilmu agama Islam bagi WBP dan Pegawai Lapas Kelas I Tangerang. “Dengan semakin bertambahnya jumlah warga binaan yang sebagian besar umat muslim, DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Baitussalam mengusulkan untuk meningkatkan kapasitas daya tampung jamaah dan peningkatan sarana pendukung,” ujar Imam.

Memiliki konsep bangunan dua lantai di atas lahan 726 m2, lantai satu diperuntukan sebagai tempat kegiatan belajar santri WBP dan tempat kegiatan perayaan serta peringatan hari-hari besar agama Islam. “Sedangkan lantai dua hanya diperuntukan sebagai tempat kegiatan ibadah sholat,” kata Imam

Setiap hari ratusan orang WBP secara sukarela bergotong royong, Karena begitu besarnya antusiasme WBP yang ingin berpartisipasi menyumbangkan tenaganya sehingga harus diatur shief WBP yang bekerja diwaktu pagi hingga siang dan diaplus oleh WBP yang bekerja dari siang hingga sore hari.

Sementara itu, Kepala Lapas Kelas I Tangerang Asep Sutandar mengungkapkan bahwa berdirinya Masjid Yang megah dilingkungan Lapas ini tentu membuat warga Binaan khususnya Umat Muslim bisa terus menggali ilmu keagamaan.

“Banyak sekali kegiatan keagamaan yang dilaksanakan dimasjid ini. Para warga binaan juga sangat antusias dalam menjaga maupun merawat lingkungan disini, kebersihan dan keindahan benar-benar ditata dengan baik,” ujarnya.

“Banyak sekali warga binaan yang menghabiskan waktunya di masjid tidak hanya untuk laksanakan sholat tapi juga melaksanakan ibadah lainnya seperti mengaji belajar baca tulis Qur’an, mendengarkan Tausyiah ataupun Ceramah, hingga masjid ini telah melahirkan sosok-sosok yang dulunya tidak begitu paham tentang agama, hingga menjadi paham soal agama, bisa dikatakan matang dan menguasai keagamaan, bahkan ada juga beberapa yang sampai hattam dan bahkan belajar menghafal Al-Qur’an. Masjid ini sangat bermanfaat sekali”.

“Masjid ini juga selalu dimanfaatkan untuk penyelenggaraan peringatan Hari Besar Agama Islam. Sudah banyak penceramah kondang yang menyampaikan ceramah di Masjid ini,” tambahnya.

Perlu diketahui bahwa Penggagas pembangunan kembali Masjid Baitussalam Lapas Kelas I Tangerang yaitu R. Andika Dwi Prasetya yang dahulu menjabat sebagai Kepala Lapas pada Tahun 2017, menuturkan bahwa dirinya terpanggil untuk bisa memperhatikan warga binaan khususnya dalam soal ketersediaan sarpras pendukung kegiatan pembinaan.

“Dahulu saat masjid itu belum sebesar ini, Masjid Baitussalam hanya mampu menampung 300 jamaah. Kalo saat pelaksanaan sholat Jumat turun hujan jamaah yang posisinya berada diluar masjid terpaksa langsung bubar. Karena saat itu jumlah WBP Muslim 2000 lebih. Tentunya kondisi ini sangat memprihatinkan bagaimana kita melihat antusias warga binaan yang ingin sekali beribadah tetapi karna faktor keadaan, niat ibadah mereka tersebut jadi kurang khusyu, oleh sebab itu dahulu saya memberanikan diri mengajak seluruh Jajaran Pegawai maupun Warga Binaan untuk bersama-sama membangun secara mandiri tempat beribadah yang layak, nyaman dan tentram”, pungkasnya. (Red-Dede).