Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Cipinang ambil langkah penting dalam mendukung upaya nasional penanggulangan terorisme dengan menggelar Konsultasi Pengembangan Instrumen Penilaian Kebutuhan Pembinaan Narapidana Risiko Tinggi Kategori Teroris (RESPEK), Selasa (18/3). Kegiatan ini dihadiri berbagai pihak terkait, termasuk perwakilan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) dan Global Center on Cooperative Security, serta Wali Pemasyarakatan dari beberapa Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan wilayah Jakarta, Tangerang, dan Gunung Sindur.
Kepala Lapas Cipinang, Wachid Wibowo, menegaskan pentingnya kegiatan ini dalam menyusun program pembinaan yang lebih terarah dan berbasis penilaian risiko. “Instrumen RESPEK adalah alat strategis yang dirancang untuk memastikan pembinaan Narapidana terorisme dilakukan secara tepat sasaran dengan memperhatikan risiko dan kebutuhan spesifik. Dengan instrumen ini, kami ingin menciptakan pendekatan pembinaan yang tidak hanya mengurangi risiko residivisme, tetapi juga membangun individu yang lebih siap untuk kembali ke masyarakat,” tegasnya.
Sementara itu, Deddy Edward Eka Saputra selaku Kepala Subdirektorat Strategi Program Pemasyarakatan dan Kerangka Pendanaan Ditjenpas menjelaskan instrumen RESPEK dikembangkan untuk memperkuat sistem pembinaan berbasis risiko dalam Pemasyarakatan. “Instrumen RESPEK merupakan alat yang sangat penting dalam Pemasyarakatan untuk mengidentifikasi tingkat risiko Narapidana terorisme secara lebih komprehensif. Melalui instrumen ini, kami dapat melakukan asesmen berdasarkan berbagai aspek, seperti keyakinan, ideologi, hubungan sosial, sikap terhadap NKRI, dan potensi pro-kriminal atau anti-sosial. Dengan pemetaan yang lebih akurat, kami dapat menyusun strategi pembinaan yang lebih tepat guna dan berbasis bukti,” terangnya.
Saymsul Ma’arif, salah satu wali Narapidana terorisme di Lapas Cipinang, memberikan pandangannya terkait pentingnya instrumen ini. “Kami sangat terbantu dengan adanya instrumen RESPEK. Dengan pendekatan yang lebih terukur, kami dapat memahami kebutuhan spesifik Narapidana dan memberikan pembinaan yang lebih efektif,” ungkapnya.
Diskusi yang berlangsung dalam kegiatan ini mencermati beberapa aspek instrumen yang masih perlu disempurnakan, seperti diksi pertanyaan dan indikator penilaian yang relevan. Hasil rapat tersebut diharapkan memberikan panduan yang lebih baik bagi petugas Pemasyarakatan dalam menyusun program pembinaan yang tepat sasaran.
Lapas Cipinang optimis instrumen RESPEK akan menjadi langkah strategis dalam mengurangi risiko tindakan terorisme di masa depan. Dengan sinergi antara berbagai pihak, Lapas Cipinang terus berkomitmen menciptakan lingkungan Pemasyarakatan yang aman, tertib, dan mendukung perubahan positif bagi Warga Binaan.