News, Utama  

Keren! Napi Lapas Semarang Berlomba-Lomba Belajar Alquran

INDOSATUNEWS.COM-Walaupun berada di balik penjara, tidak membuat narapidana di Lapas Kelas I Semarang menjadi mati suri.

Mereka terus mengasah ilmu keagamaan dalam hal mengaji Mulai pukul 07.30 WIB, napi sudah disibukkan dengan kegiatan senam bersama.

Senam ini dipusatkan di lapangan serbaguna Lapas Semarang. Setelah selesai senam, para napi melaksanakan salat dhuha kemudian pengajian kelas Iqra dan Alquran.

Kegiatan mengaji selain dipusatkan di Masjid At Taubah Lapas, juga di lakukan pada masing-masing pendopo padepokan blok mulai dari padepokan Abimanyu hingga Lesmana yang berjumlah dua belas blok hunian.

Kepala Lapas Semarang, Tri Saptono Sambudji, menuturkan kegiatan mengaji ini digelar setelah pelaksanaan salat dhuha bersama.

“Tujuannya selain untuk bekal agama, para napi juga diberikannya program khusus pendidikan baca Al-Quran secara tepat dan cepat agar setelah mereka bebas mereka bisa membaca Al-Quran dengan baik,” ungkapnya.

“Setiap pagi kita rutinkan olahraga, lalu salat dhuha, terus lanjut ngaji bersama. Hal ini untuk mengurangi niat jahat dan membekali narapidana. Beberapa penghuni lapas dibagi menjadi beberapa kelompok karena masih banyak yang belum lancar membaca Alquran,” Sabtu (18/06).

“Libur hari minggu. Jadi, enam hari dalam sepekan mereka disibukkan menjadi santri bukan menjadi orang jahat,” lanjutnya.

Tri Saptono mengatakan, untuk guru mengaji biasanya diminta dari kalangan napi sendiri.

Mereka yang sudah bisa membaca ayat suci Alquran serta Iqra diminta mengajari temannya yang belum pandai membaca Alquran. Selain itu, pihak Lapas juga mendatangkan guru agama dari luar Lapas atas rekomendasi dari Kementerian Agama Kota Semarang.

“Baik tahanan maupun narapidana, bagi yang muslim dituntun untuk bisa mengaji, karena itu mereka yang belum bisa membaca Alquran kita bimbing untuk membaca Alquran,” kata Kalapas.

Kalapas juga berharap kepada masyarakat umum untuk bisa merangkul mantan napi yang telah menyelesaikan masa hukumannya. Agar para mantan napi tersebut bisa berbaur kembali ditengah-tengah lingkungan masyarkat dengan baik.

“Harapannya masyarakat dapat menerima mereka, hilangkan stigma negatif terhadap mantan napi, agar mereka tidak kembali berbuat kesalahan,” harapnya.

Salah satu napi, Dinoyo (45) menjelaskan, selama didalam lapas dirinya banyak mengalami perubahan, bisa lebih dekat kepada Tuhan. Napi yang akan bebas sebentar lagi ini berjanji tidak akan mengulangi lagi kesalahannya.

“Saya sangat bersyukur karena Lapas bisa di sulap menjadi pondok pesantren yang nuansa nya sangat Islami, saya berharap bisa belajar baca Al-Qur’an dan lebih mendekatkan diri pada Allah SWT dan setelah bebas bisa menjadi imam yang baik bagi keluarga dan contoh yang baik bagi masyarakat,” ujar Dinoyo napi terpidana pembunuhan 15 tahun tersebut. (Dede/Red).