Kamu Harus Tahu, Berikut Fakta Kehidupan Napi di Lapas dan Rutan, Jangan Kaget!

Kehidupan Napi di Lapas dan Rutan
Kehidupan Napi di Lapas dan Rutan

INDOSATUNEWS.COM – Penjara, itulah sebutan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) ataupun Rumah Tahanan (Rutan) saat ini. Lapas atau Rutan merupakan tempat persinggahan bagi Mereka (masyarakat) yang melakukan pelanggaran Hukum.

Mungkin, sekitar 10 atau 15 Tahun yang lalu, penjara sangat tertutup sehingga banyak orang yang sangat penasaran dengan kehidupan di dalam penjara. Banyak yang beranggapan penjara adalah sarang mafia dan dihuni oleh penjahat yang konon katanya bertampang seram-seram, badan penuh tato, tubuhnya kekar, terus bawaannya pingin berantem.

Begitulah citra penjara yang digambarkan di media dan dalam kenyataannya berbeda. Mereka hanya tahu kehidupan penjara dari gambaran film atau cerita seram penjara. Benarkah kenyataan di penjara semengerikan itu? Berikut beberapa fakta mengejutkan seputar Lapas/Rutan dan penghuninya yang mungkin belum anda tahu. Realita penjara masa kini memang sudah berbeda dengan penjara jaman dulu. Kini lebih manusiawi.

Sebenarnya hal-hal terkait kehidupan penjara tak bisa kita jabarkan jadi hitam dan putih, baik atau buruk. Kehidupan di penjara itu sangat kompleks. Ibarat dunia, penjara adalah kota mini yang isi manusianya sangat beragam. Mulai dari tahanan hingga sipir penjara. Tak selamanya tahanan yang berbuat jahat, bisa jadi pegawai penjaranya yang malah nakal.

Berikut  Fakta kehidupan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) yang akan membuat anda kaget, sebagaimana dikutip dari bapasnasnews yang di olah dari beberapa sumber di internet.

  1. Berbeda-Beda, Tetapi Tetap Satu.
Suasana Para Napi yang sedang berkumpul dengan sesama napi dan keluarga
Suasana Para Napi yang sedang berkumpul dengan sesama napi dan keluarga

Penjara diisi oleh berbagai ras, suku, dan agama yang bergabung menjadi satu. Di dalam sel, semua orang mendapatkan perlakukan yang yang sama. Ada Jawa, Batak, atau China, Sunda ataupun tak ada lagi Islam, Kristen, atau Hindu. Semuanya sama, seperti Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi dasar negara kita ini.

Di dalam penjara semua orang berkedudukan sama, seperti fitrah manusia sesungguhnya. Mereka merasa jika kehidupan akan tetap sama, meski berasal dari agama dan suka apa saja. Secara tidak langsung perilaku akan terkonstruksi untuk saling menghargai dan menghormati. Ya, walau beberapa gelintir tahan masih ada yang nakal. Namun hal ini tak bisa dijadikan dasar untuk men-judge semua tahanan adalah orang yang selalu berperilaku buruk.

  1. Jadi Tempat Untuk Merubah Karakter Manusia
Para Narapidana saat melakukan ibadah dan membaca Al-Quran
Para Narapidana saat melakukan ibadah dan membaca Al-Quran

Semua masyarakat yang melakukan pelanggaran Hukum selalu dituntut untuk disiplin dalam melakukan banyak hal. Mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur. Contoh kecil, misalnya ketika bangun tidur, mereka beribadah, dilanjutkan untuk olahraga, kemudian sarapan, dan mengikuti berbagai aktivitas kegiatan di Lapas/Rutan. Keteraturan dan kedisiplinan ini membuat tubuh para tahanan jauh lebih sehat, selalu bergerak, bahkan berhenti melakukan hal-hal buruk seperti rokok dan minum alkohol.

Selain itu, di penjara mereka juga dituntut untuk rajin beribadah sesuai dengan agama masing-masing. Dampaknya, akan banyak tahanan yang melakukan kontemplasi diri atau perenungan tentang hal yang telah ia lakukan. Perlahan-lahan ia akan jadi pribadi yang jauh lebih baik saat keluar dari sel-sel mengerikan itu.

  1. Menjadi Tempat Munculnya Kreatifitas dari Seseorang
selama menjalani masa pidana, para Napi mengikuti pembinaan Keterampilan
selama menjalani masa pidana, para Napi mengikuti pembinaan Keterampilan

Beberapa penjara yang dikelola dengan sangat baik, tahanannya akan diberi pembinaan. Biasanya berupa seni atau juga keahlian lainnya. Seni bisa berupa seni musik yang bisa membuat mereka terhibur dan merasa nyaman meski bukan rumah sendiri. Selain itu mereka juga diberi keahlian seperti mesin atau membuat benda kerajinan yang bisa dijual. Diharapkan setelah keluar dari penjara mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Ketika mereka mengikuti pembinaan keterampilan, mereka diberikan sertifikat untuk bekal setelah bebas nanti.

Penjara bukanlah tempat yang isinya manusia berotak kriminal saja. Di dalam penjara, para tahanan bisa menjalin persahabatan. Bahkan persahabatan ini sudah selayaknya saudara, karena memiliki rasa sakit dan penderitaan yang sama di penjara. Jadi saat sama-sama bebas nanti mereka bisa saling bertemu untuk menjalin silaturahmi.

Didalam Penjara semua Perbaikan lingkungan Penjara, dilakukan sendiri oleh WBP, ada yang bisa buat Furniture, Lukisan, Makanan, pertukangan kayu, olahraga, Band Musik yang semua personilnya adalah Warga binaan, bahkan keterampilan seperti mencukur rambut.

  1. Produk Karya Napi Yang Memiliki Nilai Jual
Produk Hasil Warga Binaan yang memiliki Nilai Jual, bahkan tembus ke pasar dunia

Mungkin hampir semua Lapas/Rutan di Indonesia memberikan pembinaan kepada warga binaan (Napi) disisi lain, banyak Lapas/Rutan yang berhasil menciptakan produk yang memiliki nilai jual yang sangat tinggi, bahkan ada yang tembus ke pasar Dunia.

Hal tersebut tidak luput dari kerjasama dan kompaknya antara petugas dan warga binaan serta mitra kerja yang ikut mendukung program-program yang digagas oleh penjara itu sendiri.

  1. Ada Yang Sukses Setelah Bebas Dari Penjara
Kisah Mantan Napi yang kini menjadi sukses
Kisah Mantan Napi yang kini menjadi sukses

Tidak semua Warga Binaan (Napi) yang bebas dari dalam penjara itu kehidupannya buruk atau bahkan dipandang sebelah mata oleh orang lain, justru jika kita membuka mata lebar, banyak mantan Napi yang kehidupannya sukses dan jauh lebih baik setelah bebas dari penjara, ada yang jadi pengusaha, ada yang jadi pembisnis, dan lain semacamnya.

Misalnya, Heri Coet, Jumaro Joko Pratomo, Hardadi, serta Ari harmoko yang kini telah sukses meskipun mereka dikatakan sebagai Mantan Narapidana, tapi itu tidak membuat mereka putus asa, berkat kegigihannya, kini hidup mereka jauh lebih baik.

  1. Ada Yang Jadi Sarjana
Napi yang diberikan Hak Pendidikan, mereka sukses menyandang gelar Sarjana
Napi yang diberikan Hak Pendidikan, mereka sukses menyandang gelar Sarjana

Pemenuhan Hak warga binaan merupakan hal yang harus dilakukan oleh penjara, tanpa terkecuali masalah pendidikan, sebagian besar Lapas dan Rutan di Indonesia memberikan pendidikan Kepada Warga Binaan selama mereka menjalani masa pidana, mulai dari paket C sampai Sarjana.

Belum lama ini, Salah satu Lapas yang ada di Provinsi Banten, yaitu Lapas Pemuda Kelas IIA Tangerang sukses melaksanakan Wisuda bagi puluhan Napi, Tingkat pendidikan napi itu kini berstatus Sarjana.

  1. Hidup Ditanggung Negara
Maulai dari makan, tempat tidur, Pemeriksaan Kesehatan, semua ditanggung oleh Negara
Maulai dari makan, tempat tidur, Pemeriksaan Kesehatan, semua ditanggung oleh Negara

Para warga Binaan (Napi) selama mereka menjalani masa pidana, hidupnya ditanggung oleh negara, kebutuhan dan Hak nya dijamin oleh negara, seperti Makanan yang Layak, tempat Tidur, pemeriksaan kesehatan, bertemu keluarga, hingga peralatan mandi pun dipenuhi oleh pihak Penjara, hal tersebut menggambarkan bahwa kehidupan Napi di dalam penjara sudah sesuai dengan sebagaimana mestinya. (Red).