Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Jenderal (Purn) TNI Dudung Abdurachman, kembali menyita perhatian publik lewat pernyataan tegas namun bernada santai dalam program Prime Talk di Metro TV.
Saat berdialog dengan Zilvia Iskandar, Dudung menyoroti maraknya organisasi masyarakat (ormas) yang justru menjadi kedok bagi perilaku premanisme.
“Preman sekarang sudah banyak pakai seragam. Ada yang pakai atribut ormas, ada juga yang menyamar jadi pengusaha. Tapi ujung-ujungnya tetap sama: menyengsarakan masyarakat,” kata Dudung dengan ekspresi tenang namun serius.
Pernyataan tersebut muncul di tengah sorotan publik terhadap ketegangan antara sejumlah tokoh purnawirawan TNI, termasuk Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Jenderal (Purn) Sutiyoso, yang turut menyeret nama Hercules Rosario Marshal.
Menanggapi hal tersebut, Dudung mengaku langsung menghubungi Hercules dan menyampaikan pesan dari Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
“Pak Prabowo dalam rapat kabinet menyampaikan, kalau ada ormas yang justru menekan dan memalak masyarakat, ya bubarkan saja. Pemerintah tak akan kompromi dalam hal ini,” tegasnya, seperti dikutip dari youtube, Jumat (16/5).
Meski demikian, Dudung menekankan bahwa pemerintah tetap memberikan ruang bagi ormas yang benar-benar berkontribusi positif.
“Kalau ormas itu membantu pemerintah, terlibat dalam aksi sosial, ikut mendorong kesejahteraan, tentu kita dukung. Tapi jangan manfaatkan status untuk menekan warga,” tambahnya.
Merespons hal tersebut, Hercules pun menyampaikan klarifikasi dan permintaan maaf secara terbuka.
“Kami selalu turun ke lapangan saat bencana. DPD GRIB hadir di mana-mana. Tapi kalau pernyataan saya kemarin membuat gaduh, saya mohon maaf kepada para senior, termasuk Pak Gatot dan Pak Sutiyoso,” ujarnya dengan nada menenangkan.
Sikap Dudung ini dinilai sebagai upaya menjaga harmoni antar elemen masyarakat sipil, khususnya mereka yang memiliki sejarah panjang dalam dunia kemiliteran maupun sosial.
Dengan gaya komunikasi yang lugas namun tetap terbuka, Dudung menyampaikan pesan sederhana: ormas adalah wadah pengabdian, bukan alat intimidasi.