News, Utama  

Heboh Video Nasi Tanpa Lauk Untuk WBP, Kalapas Salemba Angkat Bicara, Begini Klarifikasinya

Lapas Kelas IIA Salemba
Lapas Kelas IIA Salemba

INDOSATUNEWS.COM – Kepala Lapas Kelas IIA Salemba Yosafat Rizanto menepis kabar yang menyebutkan bahwa makanan warga binaan pemasyarakatan (WBP) hanya nasi tanpa lauk. Pihak Lapas Salemba ternyata sengaja memisahkan tempat nasi dan lauk untuk napi.

“Karena lauknya itu posisi di atas (ompreng paling atas) semua, nasi dipisah, karena kalau digabungkan (nasi dan lauk), pada saat pendistribusian dari dapur ke blok, nanti dia jatuh menyatu dengan nasinya. Nanti jadinya tidak higienis lagi antara nasi dengan sayur, makanya dipisahkan,” ujar Kalapas Salemba Yosafat Rizanto saat dikonfirmasi, Indosatunews.com, Selasa (20/9/2022).

Kalapas Yosafat menyebut lauk dan sayur akan diberikan ke napi di ompreng yang terpisah. Ia memastikan menu makanan napi yakni nasi, lauk, dan sayur.

“Sesuai dengan menu harian (nasi, lauk, sayur), kan daftar menunya ada per 10 hari, jadi hari pertama, kedua, ketiga sampai 10 hari, nanti pas udah (menu) hari ke-10, dia kembali lagi ke (menu) hari pertama,” tuturnya.

“Jadi videonya seakan-akan cuma telur 3, kalau telur digabungkan dalam ompreng, kan akan tertindih akhirnya pecah, sehingga tidak sesuai dengan apa yang kita sesuaikan dengan SOP, makanya telurnya dibagikan (terpisah), langsung dibagikan orang yang bersangkutan, makanya foto dan videonya cuma separuh-paruh padahal nggak seperti itu, kan nggak mungkin kita ngasih makan nggak sesuai, pasti sesuaikan,” bebernya.

Sementara itu, ditanya soal pengakuan WBP yang mengatakan setiap harinya WBP harus mengeluarkan uang paling sedikit Rp20.000 per hari untuk membeli lauk makan. Kalapas mengatakan itu juga tidak benar.

“Jadi di kita itu kan ada kantin, ada yang jualan, makanan, rokok, dll. Itu kami tidak memaksa warga binaan untuk membeli disitu (kantin), kadang kan ada saja WBP yang misalnya pengen makan sama ini, sama itu, sedangkan jatah hari itu bukan selera dia, akhirnya dia lebih memilih membeli di kantin. Tapi pada dasarnya kami tidak mewajibkan, tidak memaksa, dan tidak mengharuskan warga binaan untuk membeli apa yang ada di kantin,” tegasnya. (Red).