Fahmi Idris, Anak Kampung yang Kini Jadi Dirut Baba Parfum, Ini Kisahnya!

Indosatunewa.com – Di tengah maraknya  bisnis parfum sekarang ini, tak menyurutkan Baba Parfum untuk terus berekspansi mengembangkan sayap bisnisnya di seluruh pelosok Indonesia.

Hal ini dikatakan Direktur Utama PT. Baba Parfum Indonesia Fahmi Idris seusai menghadiri Member Conference bersama para member, reseller, hingga GM Baba Parfum se-Banten, di salah satu rumah makan di Ciracas, Kota Serang, Minggu (9/6/2024).

Menurutnya, di Indonesia ada sekitar 50  bahkan lebih brand parfum kelas premium atau yang sejenis Baba Parfum. Namun tidak menyurutkan dia dan tim Baba Parfum untuk terus menunjukan eksistensinya di tengah serbuan produk serupa.

“Ada puluhan, kalau tidak salah sekitar 50-60 brand parfum yang mirip-mirip dengan kita baik dari produk hingga konsepnya. Namun saya berani memberi jaminan hanya di Baba Parfum yang memiliki sistem yang tidak hanya menguntungkan bagi owner-nya tapi juga mensejahterakan anggotanya. Bahkan bisnis ini bisa diwariskan,” tegasnya.

Berbicara sejarah, lanjutnya, ia membangun bisnis ini dari kampung halamannya di Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, beberapa tahun lalu dan mengembangkannya ke beberapa kota di Indonesia.

Awalnya, Fahmi bercerita, ia hanyalah penjual jeli keliling di kampungnya. Lalu mencoba peruntungan menjadi karyawan sebuah pweusahaan ekspedisi. Namun di tengah jalan ia memutuskan berhenti dan memulai bisnis sendiri dengan gaji terakhir yang diterimanya saat itu sekitar Rp 2,6 juta.

“Dari sana, saya mulai cari-caei bisnis apa yang bisa mulai dengan modal uang di tangan, akhirnya saya ketemu teman yang kenalkan bisnisnya yang rupanya modalnya lebih besar daripada uang yang saya punya. Namun saya beranikan diri memulai dengan tambahan uang dari teman,” ceritanya.

Pertama, lanjutnya, dia kembangkan di daerahnya dulu yaitu di Deli Serdang, Medan baru memberanikan di luar pulau.

“Batam, Bandung dan Pekanbaru adalah 3 kota pertama yang saya coba. Dan Alhamdulillah produk kami diterima masyarakat dan tentunya bwekbang pesar. Untuk s6i Kota Serang sendiri adalah pengembangan dari kota Bandung,” jelasnya.

Bahkan dia optimis, Banten bisa besar seperti Jawa Barat yang hampir di setiap kota/kabupatennya memiliki founder sendiri.

Fahmi membandingkan dengan Kota Ciamis yang hanya memiliki UMK sekitar Rp 1,8  juta saja, tapi perkembangan sangat pesat. Jika dibandingkan dengan Kota Cilegon misalnya yang UMK-nya di atas Rp 4 juta. “Harusnya bisa lebih besar,” ungkapnya.

“Daerah seperti Bandung, Cimahi, Sukabumi, Bogor, Bekasi, Sumedang Subang,Tasikmalaya, Depok, Kuningan Subang dan Ciamis sudah memiliki masing-masing founder. Banten juga bisa seperti Jawa Barat,” tegasnya.

Alasannya, lanjut Fahmi, karena di Banten baru ada 2 founder yaitu Kota Tangerang dan Kota Serang. Jadi masih besar potensi dan prospek bisnis Baba Parfum.

Secara keseluruhan Baba Parfum kini memiliki sekitar 40 ribu member dan 58 founder di seluruh Indonesia.

“Yang paling menonjol perbedaan kita dibandingkan dengan brand lain yang sistemnya mirip dengan  kita adalah ahli waris. Jadi di Baba Parfum ada yang disebut ‘Id Tunggal’. Nah untuk orang-orang yang posisinya sudah ID Tunggal, ID-nya bisa didaftarkan di notaris. Jadi jika ada member yang memiliki ID Tunggal dua meninggal dunia, keluarganya (ahli warisnya-red) tinggal menerima keuntungan bisnis ini dari perusahaan,” ungkapnya seraya menyebutkan baru ada 99 orang di seluruh Indonesia yang memiliki ID Tunggal Baba Parfum ini.

Fahmi pun berharap Baba Parfum Banten khususnya Serang bisa terus ekspansi ke daerah-daerah tetangga dan membesarkan nama Baba Parfum.

“Seperi slogan perusahaan kami Baba yang artinya Bawa Barokah, semoga bisnis ini bisa memberikan barokah untuk semua orang,” pungkasnya. (yogi)