Bilateral dengan Ketua Dewan Nasional Negara Palestina, Begini Kata Ketua MPR RI

Bamsoet saat menerima Ketua Dewan Nasional Negara Palestina Mr. Rahwi A.M. Fatouh
Bamsoet saat menerima Ketua Dewan Nasional Negara Palestina Mr. Rahwi A.M. Fatouh

INDOSATUNEWS.COM– Bambang Soesatyo menegaskan Indonesia senantiasa berada di garis terdepan dalam mendukung Palestina agar bisa merdeka seutuhnya dari penjajahan israel. Hal ini tercermin dalam Spirit Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 (KAA 1955) yang diprakarsai Presiden Soekarno. Kemerdekaan Palestina juga menjadi ‘pekerjaan rumah’ yang harus diselesaikan oleh negara-negara peserta KAA 1955, karena dari berbagai negara peserta yang hadir, hanya Palestina yang hingga kini belum menikmati kemerdekaan yang utuh.

Bahkan Presiden Soekarno menegaskan dalam salah satu pidatonya di tahun 1962, bahwa selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menentang penjajahan Israel.

“Dalam pemungutan suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada November 2012 lalu, dari 193 negara anggota PBB, 138 menyetujui peningkatan status Palestina dari ‘entitas’ menjadi ‘negara pengamat non-anggota’, sembilan negara menolak, dan 41 tidak memberikan suara. Walaupun sudah menjadi angin segar, status tersebut belum memberikan kemerdekaan seutuhnya bagi Palestina. Sehingga perjuangan kita untuk kemerdekaan Palestina dari konflik berkepanjangan dengan israel belum tuntas,” ujar Bamsoet saat menerima Ketua Dewan Nasional Negara Palestina Mr. Rahwi A.M. Fatouh, di sela penyelenggaraan Konferensi Internasional pembentukan World Consultative Assembly Forum, di Bandung, Selasa (25/10/22).

Delegasi Parlemen Palestina yang hadir antara lain, Deputy of Speaker Mr. Fahmi S.N. Zarir, Assistant Mr. Sameh A.S.Qettami, Counsellor Embassy Mr. Ahmed M.I Metani dan Mr. Muammar M.H.Milhim.

Hadir mendampingi Bamsoet, Pimpinan MPR RI Ahmad Basarah, Lestari Moerdijat, Jazilul Fawaid, Syarief Hasan, Hidayat Nur Wahid, Arsul Sani, dan Fadel Muhammad. (Red).